HSTMurakata– Pada Kamis (12/9), ancaman bom memicu evakuasi di empat gedung pemerintahan dan dua sekolah di Springfield, Ohio. Ancaman tersebut dikirim melalui email ke beberapa kantor pemerintah kota dan media, menurut Kepala Polisi Springfield, Allison Elliott. Gedung-gedung yang dievakuasi termasuk Balai Kota Springfield, kantor Biro Kendaraan Bermotor, biro perizinan, dan tempat ujian pengemudi.
Pemerintah kota bekerja sama dengan FBI untuk menyelidiki sumber ancaman tersebut. Meski belum ada konfirmasi, beberapa spekulasi mengaitkannya dengan diskusi mengenai imigrasi di kota tersebut.
Springfield saat ini tengah menjadi sorotan nasional karena tantangan ekonomi serta isu-isu terkait imigrasi, khususnya dengan meningkatnya populasi imigran Haiti. Isu ini diperburuk oleh pernyataan kontroversial yang dipopulerkan dalam debat nasional oleh Donald Trump pada Selasa (10/9), yang mengklaim secara tidak benar bahwa imigran Haiti memakan hewan peliharaan di lingkungan setempat.
Klaim ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Springfield, kota dengan mayoritas penduduk kulit putih yang berjumlah sekitar 60.000 jiwa. Isu tersebut memicu diskusi di kalangan gereja setempat dan komunitas Haiti mengenai dampak desas-desus ini.
Viles Dorsainvil, direktur eksekutif Pusat Bantuan dan Dukungan Komunitas Haiti, menyatakan bahwa komunitas membutuhkan dukungan untuk menjaga perdamaian di tengah meningkatnya ketegangan.
Isu Imigrasi di Springfield dan Dukungan Bagi Komunitas Haiti
Sejak 2020, Springfield telah menerima sekitar 15.000 migran Haiti di bawah program Temporary Protected Status (Status Perlindungan Sementara), yang memberikan izin kerja dan perlindungan dari deportasi hingga 2026. Banyak dari mereka melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di Haiti.
Gubernur Ohio, Mike DeWine, menyatakan akan menyediakan lebih banyak penegak hukum dan sumber daya kesehatan bagi Springfield untuk mengatasi peningkatan jumlah migran. DeWine juga mendesak pemerintah federal untuk meningkatkan dukungan bagi komunitas yang terkena dampak.
Sementara itu, Jaksa Agung Ohio, Dave Yost, mencari jalur hukum untuk membatasi jumlah migran yang diterima di wilayah Ohio, menyatakan bahwa pemerintah federal harus bertindak lebih hati-hati dalam mengelola aliran migran ke negara bagian tersebut.