HSTMurakata– Indonesia baru-baru ini memberikan bantuan militer senilai $500.000 (sekitar 7,7 miliar rupiah) kepada Kamboja, yang mencakup berbagai jenis senjata dan amunisi. Bantuan yang disalurkan pada 29 Agustus 2024 ini termasuk 150 senapan, 20 pistol G2 Elites, serta satu juta butir peluru. Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk memperkuat hubungan bilateral serta modernisasi militer Kamboja.
Para pengamat geopolitik memandang bantuan ini sebagai langkah positif bagi kedua negara. Pengamat Seng Vanly menyebut bantuan tersebut akan memperdalam hubungan Indonesia-Kamboja, sekaligus memenuhi kebutuhan Kamboja dalam modernisasi militernya. Selain itu, langkah ini menunjukkan bahwa Kamboja sedang berusaha mendiversifikasi hubungan militernya di luar dominasi kerja sama dengan China.
Dari perspektif Indonesia, bantuan ini juga dinilai sebagai bagian dari diplomasi militer strategis. Analis geopolitik menilai bahwa Indonesia ingin memperlihatkan perannya sebagai negara yang netral dan mandiri dalam menghadapi dinamika geopolitik di kawasan, khususnya di tengah persaingan antara China dan Amerika Serikat. Bantuan militer ini, selain memperkuat hubungan dengan Kamboja, juga menjadi sinyal bahwa Indonesia memiliki pengaruh signifikan di kawasan ASEAN.
Namun, di sisi lain, analis politik Meas Ny mempertanyakan tujuan akhir penggunaan peralatan militer tersebut di Kamboja. Ia berharap bahwa bantuan tersebut tidak disalahgunakan untuk menindak demonstrasi atau memicu pelanggaran hak asasi manusia di Kamboja.
Penyerahan bantuan ini bertepatan dengan peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kamboja. Acara yang berlangsung di Bandara Phnom Penh dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, dan Jenderal Mao Sophan dari Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja. Bantuan ini juga menyoroti semakin eratnya hubungan antara kedua negara, yang diharapkan dapat terus berkembang di masa depan.
Reporter : Ahdalena
Redaktur : Ari Sukma Setiawan