HSTMurakata – Pesantren memiliki potensi besar untuk berperan lebih signifikan dalam pendidikan dan pembangunan karakter bangsa. Potensi ini dapat dimaksimalkan melalui penerapan sistem penjaminan mutu, yang akan memastikan kualitas pendidikan pesantren tetap konsisten tanpa mengorbankan kemandirian dan tradisi unik yang mereka warisi.
Ketua Majelis Masyayikh, Abdul Ghaffar Rozin atau Gus Rozin, menjelaskan bahwa pesantren memiliki keragaman karakteristik dan warisan tradisi. Menurutnya, penjaminan mutu bukan hanya soal memenuhi standar formalitas, tetapi juga tanggung jawab moral dalam menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia.
“Pesantren harus menjadi mercusuar keilmuan di Indonesia. Kami berharap lulusan dari jenjang pendidikan tinggi pesantren, seperti Ma’had Aly, tidak hanya matang dalam keilmuan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial untuk memberikan solusi atas problematika sosial dan kenegaraan,” ujar Gus Rozin.
Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi Ma’had Aly, yaitu bagaimana menjaga keseimbangan antara tradisi keilmuan klasik dengan kebutuhan kompetensi modern. Gus Rozin optimis bahwa dengan dukungan sistem penjaminan mutu yang telah dirancang, Ma’had Aly dapat menjadi gudang keilmuan yang menghasilkan lulusan berkualitas, berwawasan luas, dan memiliki manajemen yang tertata baik.
Sistem penjaminan mutu ini diharapkan menjadi tolok ukur agar pesantren tetap relevan di tengah dinamika perubahan sosial, sembari mempertahankan ciri khas tradisi mereka yang mendalam dan bernilai.