Penunjukan Rubio sebagai Menlu Bisa Picu Diplomasi Tegang dengan China

  • Ade Ujang
  • Nov 14, 2024

HSTMurakata – Direktur SOAS China Institute, Steve Tsang, menyatakan bahwa kemungkinan penunjukan Senator Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat akan menjadi tantangan signifikan bagi China. Berbicara dari London kepada Reuters, Tsang menjelaskan bahwa China akan dihadapkan pada dilema untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan kepada Rubio sejak 2020 karena dukungannya pada protes demokrasi di Hong Kong. “Jika tidak, mereka tidak akan bisa berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS, yang jelas tidak dapat diterima oleh kedua negara,” ujar Tsang.

Rubio, yang dikenal sebagai pengkritik keras China di Senat, dapat membawa perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS terhadap negara Asia tersebut. Menurut Tsang, kondisi ini kemungkinan akan membuat Presiden China, Xi Jinping, lebih langsung terlibat dalam interaksi dengan Presiden Trump selama masa jabatan keduanya dibandingkan di bawah pemerintahan Biden. “China mungkin akan mendorong Xi Jinping untuk terlibat lebih langsung dengan Donald Trump,” tambah Tsang.

Elon Musk dalam Pemerintahan Trump: Tantangan Hubungan China-AS?

Selain itu, potensi masuknya pengusaha Elon Musk dalam jajaran pejabat pemerintahan Trump turut menimbulkan tanda tanya, terutama mengingat kepentingan perdagangan AS-China. Elon Musk, yang memiliki pabrik besar Tesla di Shanghai, selama ini menjalin hubungan bisnis yang baik dengan pemerintah China. Namun, Tsang memperingatkan bahwa jika Trump kembali menetapkan kebijakan pro-teksionis, ini bisa berpotensi berdampak pada hubungan tersebut. Trump sendiri memuji Musk sebagai sosok inovatif yang membawa kemajuan besar, menyebutnya sebagai pencipta mobil listrik AS pertama dalam generasi ini dan satu-satunya yang bisa mengirim astronot ke luar angkasa.

Tsang menyimpulkan bahwa jika terjadi kebijakan tarif dagang baru yang memprioritaskan kepentingan Trump dibanding Musk, hubungan bisnis Musk di China bisa menghadapi tantangan besar. “Kita mungkin akan melihat pengecualian kebijakan untuk produk tertentu seperti kendaraan listrik, namun tidak pelonggaran tarif secara umum,” pungkas Tsang.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *