Prestasi Gemilang! Pemprov Kalsel Masuk 10 Besar Kepatuhan Pelayanan Publik se-Indonesia

  • Ade Ujang
  • Nov 15, 2024

HSTMurakata – Sayuran hijau seperti bayam dan kangkung kerap dianggap sebagai pemicu serangan asam urat karena kandungan purinnya yang dapat berubah menjadi asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan kristalisasi pada persendian, memicu rasa nyeri. Namun, benarkah penderita asam urat perlu sepenuhnya menghindari sayuran hijau?

Menurut Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi IPB University, Ali Khomsan, penderita asam urat masih boleh mengonsumsi sayuran hijau asal tidak berlebihan. “Yang sebaiknya dipantang adalah jeroan karena kandungan purinnya jauh lebih tinggi dibandingkan sayuran hijau,” jelas Ali.

Tan Shot Yen, dokter dan ahli gizi masyarakat, menambahkan bahwa kandungan purin pada sayuran hijau sebenarnya tergolong rendah. Bayam dan kangkung, misalnya, hanya mengandung sekitar 57 mg purin per 100 gram, jauh di bawah makanan yang mengandung purin sedang atau tinggi, seperti ikan tuna atau jeroan.

Makanan Rendah Purin yang Aman Dikonsumsi

Selain bayam dan kangkung, ada berbagai pilihan makanan rendah purin untuk penderita asam urat, di antaranya apel (14 mg), alpukat (19 mg), brokoli (81 mg), dan kol putih (22 mg). Menurut Tan, makanan rendah purin adalah bahan yang mengandung kurang dari 100 mg purin per 100 gram, sehingga aman bagi penderita asam urat.

Makanan Berpurin Sedang dan Tinggi yang Perlu Dibatasi

Makanan dengan kandungan purin sedang (100-400 mg) seperti daging sapi, ayam, dan beberapa kacang-kacangan sebaiknya dibatasi. Sementara itu, makanan tinggi purin seperti ikan sarden dalam minyak dan hati sapi sebaiknya dihindari karena bisa memicu kenaikan kadar asam urat yang signifikan.

Tan juga mengingatkan bahwa beberapa faktor lain seperti olahraga ekstrem atau cedera bisa memicu serangan asam urat, begitu pula makanan asam seperti kopi dan alkohol meski kandungan purinnya rendah.

Secara keseluruhan, penderita asam urat tak harus menghindari sayuran hijau sepenuhnya, melainkan cukup membatasi asupan purin secara keseluruhan dan mengamati respon tubuh terhadap makanan tertentu.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *