HSTMurakata – Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, mengeluarkan ancaman keras terhadap China terkait Taiwan. Dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang diterbitkan Jumat malam (18/10), Trump menyatakan bahwa ia akan menerapkan tarif besar pada Beijing jika negara tersebut menyerang Taiwan.
“Saya akan mengenakan pajak sebesar 150 hingga 200 persen jika Anda menyerang Taiwan,” ujar Trump, mantan presiden Amerika Serikat itu.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan penggunaan kekuatan militer jika China memblokade Taiwan, Trump dengan percaya diri menyatakan bahwa hal tersebut tidak akan diperlukan. Ia mengklaim bahwa hubungannya yang erat dengan Presiden China, Xi Jinping, serta rasa hormat yang diberikan kepadanya akan mencegah eskalasi militer. “Saya tidak perlu menggunakan kekuatan, karena ia menghormati saya dan tahu saya tidak bisa dianggap remeh,” ungkapnya.
China sendiri mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berulang kali menyatakan kesiapan untuk menggunakan kekuatan jika diperlukan. Namun, Taiwan menolak klaim tersebut dan mempertahankan status kedaulatannya.
Selain mengancam dengan tarif tinggi, Trump juga mengusulkan penerapan tarif menyeluruh sebesar 10 hingga 20 persen pada hampir semua impor. Bahkan, ia menyarankan tarif setinggi 60 persen atau lebih pada barang-barang dari China sebagai upaya untuk memperkuat sektor manufaktur Amerika Serikat.
Dalam wawancara yang sama, Trump juga menyinggung invasi Rusia ke Ukraina. Ia mengulangi klaim bahwa jika masih menjabat, invasi tersebut tidak akan terjadi karena ia akan memberikan peringatan keras kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin. “Saya katakan padanya, ‘Jika Anda menyerang Ukraina, saya akan memukul Anda tepat di Moskow, sekeras-kerasnya,'” katanya, menegaskan pendekatannya terhadap Rusia.
Sikap agresif Trump terhadap China dan Rusia memperlihatkan visinya dalam menjaga kekuatan dan kepentingan Amerika Serikat di panggung internasional.